FKIP UISU Dukung Perjuangan HAM Anak Penderita HIV/AIDS

FKIP UISU Dukung Perjuangan HAM Anak Penderita HIV/AIDS

FKIP UISU bersama Tim Peneliti Patologi Sosial UISU menghadiri  peluncuran buku sekaligus Bedah Buku dan Diskusi Buku “Tegar” karya Dr.dr. Umar Zein, SpPD, KPTI, DTM&H pada hari Jumat (29/3/2019) di Gedung Serbaguna HKBP Balige Jl. Gereja No. 17 Balige, Kabupaten Toba Samosir. Acara yang dibuka pada pukul 10.30 WIB tersebut merupakan salah satu dari rangkaian acara Syukuran dan Perayaan 16 Tahun HKBP AIDS Ministry yang selama ini memperjuangkan nasib dan HAM penderita HIV/AIDS di Sumatera Utara. Para aktivis, akademisi, siswa, mahasiswa, jurnalis, dan anggota masyarakat turut hadir dalam acara yang berlangsung khidmat dan dipenuhi antusiasme para hadirin.

Acara syukuran dan perayaan ini kali ini mengangkat tema dari salah satu firman dalam Alkitab yang berbunyi “Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersuka cita” dan mengangkat tagline “Stop Stigma & Diskriminasi” yang kemudian menjadi komitmen bersama memperjuangkan HAM Anak Penderita HIV/AIDS.

Dalam novelnya, Umar Zein mengangkat kisah karakter utama bernama Tegar (samaran) berdasarkan pengalaman nyata sejak keduanya dipertemukan di RS Pirngadi sebagai dokter dan pasien. Kisah ini pun ditulis dalam bentuk cerita fiksi ilmiah setelah sebelumnya sudah ditulis dalam buku ilmiah. Upaya ini dilakukan sebagai kelanjutan dari Seminar Patologi Sosial di Kampus UISU bulan Januari tahun 2018 yang lalu dengan mengangkat isu yang sama. “Novel Tegar ini mengisahkan tentang stigma dan diskriminasi terhadap anak penderita AIDS. Tujuannya adalah sosialisasi kepada pemerintah dan masyarakat agar tidak mengucilkan mereka. Beruntung bagi kita semua, bahwa upaya ini didukung oleh HKBP. Ini menunjukkan adanya organisasi agama yang besar di Indonesia berkomitmen dalam pencegahan penyakit AIDS dan melindungi para penderitanya di Indonesia. Saya selaku penulis, Tim Peneliti Patologi Sosial, dan dosen UISU mengharapakan kiranya UISU sebagai kampus berbasis agama Islam dapat juga menggaungkan isu ini sehingga tidak ada lagi sekat agama, suku, dan golongan dalam upaya membebaskan bangsa Indonesia dalam gelombang epidemi AIDS di masa depan.” pungkas Umar Zein.

Acara tersebut dihadiri pula oleh aktivis HAM dan Anak, Arist Merdeka Sirait. Menurutnya perjalanan 16 tahun HKBP AIDS Ministry ini serta intensnya dukungan dari kalangan akademisi dan masyarakat diharapkan mampu menyingkirkan stigma negatif kepada para penderita HIV/AIDS terutama anak-anak atas nama kemanusiaan dan keadilan. “Apa yang bisa kita pelajari dari novel ini adalah telah terjadi gagal paham dalam masyarakat kita tentang nilai-nilai kemanusiaan. Buktinya adalah diskriminasi terhadap anak-anak penderita HIV/AIDS. Mereka selama ini dipandang hina, terkutuk, dan harus disingkirkan dari tengah-tengah masyarakat. Persoalan sosial seperti yang dialami Tegar ini perlu dibenahi melalui sebuah langkah integrasi sosial dan komitmen bersama, baik masyarakat, penderita, dan stakeholder terkait agar hak mereka sebagai manusia kembali pada tempat yang seharusnya. Ini yang harus dilakukan secara konkret sebagai komitmen bersama dan tanggung jawab kita semua.” Demikian yang disuarakan oleh Arist Merdeka Sirait.

Peluncuran novel Tegar ini sangat diapresiasi oleh civitas akademika UISU yang diwakili oleh Tim Peneliti Patologi Sosial UISU. “Walaupun dikisahkan dalam bentuk novel, namun tidak menghilangkan substansi dan fakta kepahitan hidup yang dijalani oleh anak-anak seperti Tegar, justru dapat mempertajam kepekaan dan memanggil hati nurani pembacanya serta memberi perspektif yang lebih manusiawi dalam memperlakukan anak-anak seperti Tegar. Inilah tujuan tim kami mengangkat isu tersebut melalui karya sastra pada tahun ini.” ujar Dr. Dahlena Sari Marbun, M.Ed selaku ketua Tim Peneliti Patologi Sosial UISU usai acara berakhir pada pukul 13.20 WIB.

20,577 Komentar